Kamis, 03 November 2011

Dalam Negeri? Hmmm...

Ngenes, ngenes, ngenes... Barusan di Kompas hari ini (3 November 2011), saya melihat iklan pariwisata... Thailand! (!!!) Negara yang minggu-minggu belakangan ini tenggelam dalam banjir yang sampai merenggut ratusan korban jiwa. Dan dinas pariwisatanya masih bisa mengiklankan negerinya? Dalam iklan itu diinformasikan bahwa Bandara Suvarnabhumi tetap buka, transportasi tetap berjalan seperti biasa di Bangkok, dan oh, jangan lupa... Thailand kan bukan cuma Bangkok, tapi juga ada Chiang Mai, Phuket, Pattaya, dll dsb.

Oke, Dinas Pariwisata Indonesia... Indonesia kan bukan cuma Baliiiiiiiiiiiiiii... Plus, Indonesia juga tidak kebanjiran. (Paling tidak belum di musim banjir ini, kecuali yang di Pondok Labu itu... hehehe...)

Sebelum Dinas Pariwisata Thailand ini, saya juga pernah melihat contoh kegigihan dinas pariwisata negara lain: Turki. Beberapa bulan lalu, hampir semua majalah wisata menulis tentang satu hal: Turki. Tiba-tiba negara ini menjadi sangat hip, menjadi tujuan yang hot. Oke deh, Turki memang asyik. Lokasinya yang berada di dua benua itu eksotik banget. Tapi pada saat bersamaan semua majalah menulis tentang Turki? Mencurigakan gak siiiih???

Kejadian yang hampir sama dengan Turki ini berulang dengan India. Hampir pada saat bersamaan majalah-majalah mengulas tentang India. TV-TV kabel menayangkan ulasan tentang India.

Dengan gencarnya promosi wisata luar negeri begitu, gimana kita nggak males berwisata di dalam negeri? Oh-oh, ditambah dengan sekarang banyak penerbangan murah, plus kemudahan-kemudahan lain sehingga mengatur perjalanan sehingga benar-benar customized sesuai keinginan kita sangat mungkin dilakukan. Plus-plus lagi bepergian ke seputaran Asia Tenggara ternyata lebih murah meriah dan hemat daripada bepergian dalam negeri sendiri.

Jadi, apa dong yang kita dapat dengan bepergian dalam negeri? Mahal? Sudah pasti. Susah? Sudah hampir pasti. Pelayanan standar atau bahkan di bawah standar? Sudah hampir pasti jugaaa....

Hhhh (menghela napas).

Tapi ya, ini yang kita dapat kalau bepergian dalam negeri: pengalaman otentik yang belum tentu sudah diperoleh orang lain. Tempat-tempat rahasia yang belum tentu diketahui orang lain. Ketabahan dan kesabaran. Cerita unik segudang yang bisa dibagikan untuk orang lain. Mau jadi backpacker? Taklukkan dulu Indonesia. Saking repotnya jalan-jalan dalam negeri, jalan-jalan ngere di luar negeri sudah hampir pasti bisa dilalui dengan tabah dan manis berbuah.

Mungkin kuncinya jalan-jalan dalam negeri adalah jangan takut, jangan manja, buka mata, buka telinga, buka diri (tapi jangan telanjang, bo. Berabe!). Kebanyakan orang Indonesia kan penakut. Naik pesawat jelek, takut. Naik pesawat delay, manyun. Dapat hotel kutuan, enak aja wong udah bayar! Memang sih gak enak, tapi sebagai orang Indonesia mungkin kita mesti menerima ya beginilah keadaan pariwisata negara kita. Dan kalau bukan kita yang mulai jalan-jalan di negara kita, siapa lagi?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pertama kali mampir sini nih mbak :)

Ajak anak keliling Indonesia emang dilematis, maunya kasih liat pemandangan indah tapi kadang perjalanan menuju kesana amburadul banget yah aspalnya, fasilitas toiletnya, jadinya aku kapok deh....