Sabtu, 15 Oktober 2011

Makan Balita dalam Perjalanan

Salah satu penghambat utama saat mengajak anak balita jalan-jalan adalah makanan. Tidak semua lokasi wisata menyediakan makanan yang cocok bagi perut dan selera balita. Lebih repot lagi, tidak semua balita---kalaupun ada makanan yang cocok---mau makan! Bukan hanya si picky eater, tapi balita yang biasanya pemakan segala pun bisa saja mogok makan karena terlalu excited melihat tempat baru atau karena perjalanan yang lama dan jauh demi mencapai tempat wisata.

Anak saya lebih sering sulit makan karena terlalu excited itu tadi. Saat bepergian, saya mengusahakan membawa beberapa macam roti dan biskuit, alias kering-keringan yang bisa dipegang tangan kecilnya. Jadi sambil melihat-lihat ini-itu, tangannya terus bergerak ke mulut dan mulutnya terus mengunyah. Pemberian snack begini memberi dilema, karena saat jam makan besar, si anak jadi ogah makan karena perutnya penuh snack. Tapi... kita lagi liburan, kan? Yang penting perutnya ada isinya... hehehe...

Membawa perbekalan snack komplet pernah menyelamatkan liburan saya saat ternyata makanan yang tersedia di lokasi sama sekali tidak cocok buat anak kecil. Puji Tuhan, saya membawa sereal favorit si kecil, plus susunya sekalian. Jadilah acara makan anak di kamar hotel, bukan di ruang makan. Justru kebetulan yang pas, karena si kecil jadi bisa duduk diam makan sambil menonton acara TV kabel anak-anak, yang tidak ada di rumah.

Perbekalan ini juga jadi resep beberapa bunda yang saya wawancarai untuk buku-buku saya, Traveling with Tots (panduan untuk jalan-jalan bersama balita) dan Traveling with Kids (panduan untuk jalan-jalan bersama anak SD). Bunda yang “nekat” masih mau membawa kompor dan panci untuk memasak sendiri bagi anaknya. Tapi bunda yang lebih praktis juga membawa segala macam minuman sehat dalam kemasan, serta snack kecil dan berat. Utamanya agar perut si kecil tidak kosong. Dan kembali lagi, jangan terlalu keukeuh bahwa si kecil harus makan pada jam-jam tertentu. Longgarkan sedikit aturan di rumah, yang penting perut si kecil ada isinya! (Penting banget nih, sudah diulang sampai tiga kali... hehehe...)

Berikutnya, soal makanan sehat. Kalau di rumah mungkin kita punya aturan harus makan buah, harus ada sayur, dll dsb. Kembali ke “yang penting perut ada isinya”, sekali-sekali saat liburan izinkan anak menikmati junk food. Biar bagaimanapun itu jenis makanan yang paling mudah ditemukan di tempat wisata. Bila meragukan junk food sembarangan, ya kembalilah ke gerai junk food yang sudah tepercaya seperti burger A atau piza B. Salah satu bunda yang saya wawancarai pasrah memberi makan anak-anaknya piza saat liburan. Sebetulnya si bunda sedih juga tidak bisa wisata kuliner dan mencoba menu-menu unik daerah yang dia sambangi, tapi mau apa lagi... mau membiarkan anak kelaparan?

Bila ternyata tidak ada gerai junk food, justru pilihlah restoran rumahan. Atau pokoknya restoran yang kelihatan memasak makanannya langsung begitu dipesan. (Ada kan restoran prasmanan yang menyajikan makanan siap santan tinggal sendok.) Ada dua keuntungan restoran jenis ini: 1. Makanan disajikan fresh dari atas kompor, bukan entah dimasak kapan, 2. Kita bisa minta tolong dibuatkan menu sederhana khusus untuk anak. Menu sederhana ini bisa berupa sekadar telur dadar, pasta rebus, atau kentang goreng. Pengalaman saya paling keren saat makan di kawasan St. Germain di Paris. Waiter yang guaaaanteeeng dengan dagu biru itu mengangguk antusias, “It can be done!” (coba bahasa Inggris dengan aksen Parisian... aaaah), saat saya bertanya bisa nggak mereka membuatkan pasta rebus plus keju saja untuk anak saya. Sepiring (besar) pasta kerang muncul, ditambah saus tomat buatan sendiri, lagi! Membuat saya jadi merasa agak bersalah saat ternyata pasta itu nggak habis. (Iyalah... piring ukuran besaaaaar... sementara anak saya paling cuma makan tiga sendok!)

Terakhir, jangan lupa soal kebersihan! Bawa selalu hand sanitizer dan biasakan si kecil memakainya sebelum makan. Ingat, tempat wisata belum tentu menyediakan lokasi untuk bersih-bersih yang memadai (sering kali lokasi bersih-bersihnya justru kotor), belum tentu juga tersedia air bersih yang mengalir. Kalau hand sanitizer tidak ada, bisa juga gunakan tisu basah.

Oya, selain snack, jangan lupa juga selalu sediakan air putih, entah dalam botol yang dibawa sendiri (lebih ramah lingkungan) atau air mineral kemasan. Selain untuk diminum, air putih ini juga bisa untuk cuci tangan, sekiranya tidak tersedia air di lokasi wisata.

So, all in all tip-tip untuk memberi makan anak saat jalan-jalan:
* jangan maksa, tema utamanya adalah... Yang Penting Perut Ada Isinya
* bawa snack kecil dan besar
* bawa air minum
* jangan anti junk food
* minta tolong restoran untuk membuatkan menu sederhana
* jangan lupakan kebersihan

Happy traveling and eating with your kids!

Tidak ada komentar: