Rabu, 07 September 2011

Bersama anak di rumah

Libur Lebaran baru lewat. Apa saja kegiatan Anda bersama anak selain mengunjungi dan bersilaturahmi ke keluarga besar? Ke mal? Ke mal lagi? Absen mal di Jakarta? Memang sih sudah jutaan orang yang menyesali lanskap Jakarta yang tidak menyisakan ruang terbuka hijau atau hiburan murah-meriah bagi penduduknya, sehingga orangtua sering bingung mau membawa anaknya ke mana lagi selain ke mal. Bukan hanya saat libur Lebaran, tapi juga di tiap week-end. Tapi kalau tidak bisa keluar rumah, kenapa tidak di rumah saja?

Bukan berarti terus membiarkan anak njogrok di depan TV bersama saluran kabel, film DVD, ataupun game. Bukan juga terus membiarkan hidung anak menancap pada Ipod, dll.

Memang sih orangtua yang bekerja sering kali penginnya anak duduk diam dan tidak ngerecokin. Tapi, bukan berarti terus anak jadi diberi Ipod/TV dan dibiarkan diam saja, kan? Anak itu senang sekali kok kalau orangtuanya berkegiatan bersama dia, apa pun kegiatannya. Kalau kegiatan itu berbentuk bermain bersama dia dengan mainan dia, kesenangannya pasti berlipat-lipat. Tapi, bukan berarti anak tidak bisa diajak berkegiatan lain.

Berikut beberapa kegiatan di rumah yang mungkin agak aneh, tapi bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu bersama anak, terutama saat liburan dan di akhir pekan:
1. Membersihkan rumah. Pembantu mudik dan tidak dapat infal? Jangan mau jadi upik abu sendirian, berdayakan anak! Kegiatan favorit anak adalah yang berhubungan dengan air, jadi ajari dia mencuci sepatunya sendiri (sandal/sepatu karet yang lagi ngetren sangat mudah dibersihkan dengan air dan sedikit sabun) atau ajak dia mencuci mobil. Berikutnya anak juga bisa diajari mencuci piring (mungkin mulai dengan piring melamin atau piring makannya sendiri dulu, bila takut perangkat makan pecah). Lalu ajak dia mencuci jendela. Kegiatan mencuci jendela dengan seember air dan koran bekas sangatlah menyenangkan. Biarkan anak mencuci jendela sebelah bawah, sementara Anda membersihkan sebelah atas. Masih bermain air, minta anak menyiram tanaman di halaman. Anak juga bisa diajari mengepel lantai. Bila kuatir hasilnya kurang bersih, bisa beri dia jatah “sepetak pel”, misalnya pojok kamar bermainnya sendiri. Mulailah dengan gaya ringan dan “bermain”, misalnya, “Hari ini kita main rumah-rumahan yok! Bantuin Mama cuci piring ya!” sehingga anak merasa kegiatan mengurus rumah menyenangkan. Jangan mulai dengan “Duh, kerjaan kok nggak ada habisnya sih! Ayo, sekarang tugas kamu bantuin Mama!” Siapa pun pasti malas bila ajakannya seperti itu. Pujilah hasil pekerjaan anak, sehingga dia senang serta bangga, dan lain kali tidak ragu-ragu untuk diminta bantuannya. Anak belajar soal kebersihan dan keteraturan rumah, tanggung jawab, dan harga diri serta kepercayaan diri.

2. Membuat kue. Carilah resep kue yang mudah dan tidak membutuhkan banyak alat, terutama untuk anak yang masih balita. Takutnya bila menggunakan peralatan seperti blender atau mixer, anak bisa terluka, padahal anak paling senang ikut mencampur bahan kue. Orangtua bisa saja melakukan mixing ini, tapi anak pasti kecewa. Jadi, carilah resep yang bisa dicampur dengan tangan atau dengan sendok/spatula. Salah satunya adalah resep bola-bola cokelat (biskuit marie dihancurkan, dicampur susu kental manis, dipadatkan lalu digulingkan pada meses) dan donat (mencampur bahan tidak perlu dengan alat, tapi diuleni dengan tangan saja, selain itu anak bisa mencetak bentuk-bentuk donat).

3. Bubur kertas. Berdayakan kertas bekas seperti tagihan kartu kredit, struk belanja, koran dan majalah bekas menjadi bubur kertas. Anak diminta merobek-robek kertas dan meremas-remasnya dalam air hingga menjadi bubur. Anak mengembangkan motorik halusnya lho. Hasilnya bisa dibuat kertas daur ulang (dicampur dengan lem) yang bisa digunakan sebagai kertas kado atau dibentuk bola-bola atau bentuk lain yang lucu sebagai mainan. (Ingat waktu SD pernah buat prakarya peta Indonesia dari bubur kertas dan cat minyak.)

4. Menata foto. Foto-foto liburan keluarga kemarin belum disusun? Ajak anak menempel foto pada album atau scrapbook dan menambahkan komentar-komentar atau cerita singkat pada foto itu. Anda melatih ingatan anak dan mengembangkan kecerdasan visual-spatial serta matematikanya (kronologi).

5. Kataloging. Masih soal menata dan merapikan, ajak anak menata buku-buku atau DVD yang dimilikinya, mencatat judul/pengarangnya dan menyimpannya dalam urutan tertentu, alias membuatkan katalognya. Kegiatan ini bisa terasa membosankan bagi anak yang aktif, jadi Anda harus mengira-ngira mood anak dan mengganti kegiatan bila si kecil terlihat bosan.

6. Piknik. Piknik di rumah, kenapa tidak? Sepetak kecil halaman atau carport pun bisa jadi lahan piknik yang asyik. Tidak usah belanja, tapi berdayakan isi kulkas dan sisa makanan. Hangatkan makanan sisa tadi malam dan masukkan dalam wadah-wadah lucu atau bila ada piring/gelas kertas. Tidak punya sirop? Buat saja es teh manis. Tidak punya tikar? Gunakan koran bekas sebagai alas duduk. Sambil piknik, orangtua bisa mengobrol santai bersama anak, atau memainkan permainan tanpa alat seperti cerita bersambung yang santai sampai petak umpet atau lompat tali yang lebih menguras tenaga.

Tidak ada komentar: